The Son of Light
Cast: All Super Junior’s member
Genre: Fantasy, Friendship, Adventure
Rated: T
Disclaimer: Semua cast di FF ini bukan milik author, author
hanya meminjam nama mereka. FF ini terinspirasi dari anime Tegami Bachi, ada
yang tau? Hanya sama pada beberapa bagian saja, untuk alur murni pemikiran
author.
“Eomma..?”, seorang bocah berusia sepuluh tahun memeluk
boneka kelinci buatan ibunya erat. Dengan air mata yang terus mengucur dia
berlari dan memeluk kaki seorang pria yang berusaha membawa ibunya pergi.
“Andwee! Hiks…jangan..hiks…bawa eomma pergi!!!”, isaknya
hebat. Pria dengan pakaian serba hitam itu melempar bocah itu lalu mengarahkan
sebuah pistol ke arah anak itu.
“Apa saya harus membunuh anak ini tuan?”, ucapnya tanpa
menoleh pada seorang pria dengan rambut sepanjang bahu di belakangnya.
Sedangkan sang ibu hanya bisa menatap putranya dengan tatapan sayu.
Pria itu menyeringai, “Jangan! Dia tidak mungkin bisa
bertahan disini sendiri”, dia sedikit merendahkan suaranya, “Akan lebih menarik
jika dia mati dengan perlahan. Dengan seperti itu bukankah kekuatan yang
dihasilkan wanita itu akan lebih kuat?”
Pria dengan rambut panjang itu terkekeh dengan ucapannya
sendiri. “Ayo Russ! Kita pergi dari tempat ini!”, pria itu berbalik sebelum
menyeret seorang wanita namun langkahnya terhenti karena mengingat sesuatu,
“Ah! Jangan lupa bakar tempat ini!”
Tangis bocah itu semakin keras saat dia melihat ibunya
dimasukkan kedalam sebuah kereta, “Andwe!! Eomma!!”. Wanita itu menoleh lalu
tersenyum tipis, bibirnya bergerak seperti mengucapkan sesuatu sebelum akhirnya
dia didorong masuk oleh salah satu pria berpakaian hitam itu.
Bocah itu hanya bisa meringkuk di atas tanah, rambut peraknya
berantakan dan wajahnya kotor oleh air mata dan debu. Tak dipedulikannya
rumahnya yang sudah hangus terbakar, tangannya terkepal erat.
“Hiks…eomma...andwe!…jangan..hiks…bawa eomma…hiks…pergi…”,
sebuah perasaan aneh menekannya, kebencian, dendam, rasa sakit, berkecamuk di
dadanya. Tiba-tiba sesuatu bersinar dari balik jaket yang dikenakannya, kalung
pemberian ibunya. Sinar itu semakin terang seiring dengan semakin kuat perasaan
itu muncul.
“Argghhhhhhhhhh……”, bocah itu berteriak kencang melampiaskan
semua perasaan yang dirasakannya. Sinar yang sangat terang menyelimuti tubuhnya.
Namun tiba-tiba dia teringat oleh ucapan ibunya.
‘Semakin banyak kau
memiliki kebencian di hatimu, maka hatimu akan habis digerogoti oleh kebencian
itu dan akhirnya kebencian itu hanya akan mengarahkanmu pada kehancuran’
Tiba-tiba perlahan sinar itu melemah lalu menghilang, bocah
itu langsung ambruk. Hal terakhir yang diingatnya adalah gerakan bibir yang
diucapkan ibunya.
‘Eomma mencintaimu
Sungmin-ah’
“Eomma…”, bisiknya sebelum akhirnya jatuh pingsan.
.
.
.
Seorang bocah berjalan pelan ke arah Sungmin yang pingsan.
Dia menatap datar Sungmin, lalu menatap ke arah reruntuhan rumah Sungmin yang
sudah hangus terbakar. Rambutnya yang hitam kontras dengan warna kulitnya yang
pucat dan matanya yang berwarna biru safir terang.
‘Hyung aku menemukannya…’, batinnya mencoba berkomunikasi
dengan kakaknya.
‘Benarkah? Bagaimana keadaannya?’
‘Sangat buruk….kurasa’, batinnya sambil memandang boneka
kelinci buatan ibu Sungmin.
‘Bisakah kau membawanya ke rumah?’
‘Hm…baiklah’, batinnya lagi.
‘Bagus, Kibum-ah’
Setelah bertelepati
dengan kakaknya, tiba-tiba matanya kembali berubah menjadi senada dengan warna
rambutnya. Dia menghela nafas, “Siapa sebenanya bocah ini? Dia sepertinya lebih
tua dariku”, walau sedikit enggan dia menggendong Sungmin di punggungnya. Syukurlah
tubuh Sungmin lebih kecil darinya, lagi pula ini bukanlah masalah besar
baginya. Entah kenapa dia merasa harus membawa boneka kelinci itu bersamanya.
“Dan cahaya itu? Aku bisa
merasakannya dengan jelas, bahkan hyung pun bisa merasakannya dari rumah. Aku
merasa langsung terpanggil dan sampai di tempat ini. Apa benar itu berasal dari
bocah ini?”, ucapnya lagi. Dia menggigit bibir bawahnya, dia paling kesal jika
tidak menemukan jawaban atas pertanyaannya.
“Aisshhh…sudahlah,
sekalipun bukan dia… Setidaknya ini permintaan hyung untuk membawanya pulang”,
dengan itu Kibum langsung meloncat dengan cepat agar sampai di rumah lebih
cepat.
………………..Son of
Light………………………
“Eomma??!!!!”
Kibum yang sedari tadi
memperhatikan Sungmin yang sedang tertidur terperanjat kaget karena teriakan
Sungmin yang tiba-tiba. Peluh mebajiri tubuh Sungmin, mata ambernya menelisik
ruangan itu lalu matanya beradu dengan mata gelap Kibum.
Sungmin langsung
terperanjat lalu loncat dari tempat tidur sambil meringis kesakitan, “s-Siapa..k-kau?”,
ucapnya dengan nada bergetar. Alih-alih bocah yang berdiri di sudut kamar
dengan tatapan tajam itu salah satu dari orang jahat yang menculik ibunya.
“A-aku tanya siapa
kau?!”, kini dia berani membentak bocah itu, tangan kanannya mengangkat sebuah
vas bunga yang berada tak jauh dari tempatnya.
“Jawab aku! Atau kulempar
kau dengan benda ini!!”, namun bocah itu masih tetap ditempatnya tak bergerak
sedikitpun bak porselen yang hanya bisa menatap tajam Sungmin tanpa berkedip.
Sungmin siap melempar vas
itu, namun Kibum masih tak bergeming. Bahkan saat vas itu sudah di lempar oleh
Sungmin, Kibum hanya menatap datar vas itu, lalu….
BRAKKK
Vas itu menghantam
dinding di belakang Kibum. Kibum menghindar dengan cepat saat vas itu berjarak
beberapa centi dari wajahnya. Kecepatan yang luar biasa, bahkan Sungmin hanya
bisa membelalakkan mata ambernya.
BRAKK
Sekali lagi terdengar
keributan di kamar yang tak seberapa luas itu. Penyebabnya adalah seorang namja
yang membanting pintu itu dengan keras. Namja itu memiliki mata dan rambut yang
sama dengan Kibum, hanya saja raut wajah dan auranya terasa lebih hangat dan
bersahabat. Dia tampak tersenyum canggung karena tatapan tajam Kibum dan tatap
kaget dan penuh tanya dari Sungmin.
“A-ah…mianhae”, dia
menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “Aku terlalu kaget mendengar keributan
disini jadi aku langsung berlari kesini. Hahaha…perkenalkan namaku Yunho.
U-know Yunho. Aku kakak dari bocah dingin itu, namanya Kibum. Dia usianya 9
tahun dan aku 17 tahun. Kami menemukanmu pingsan jadi kami membawamu kesini,
tenanglah kami bukan orang jahat. Dan maafkan sikap anehnya itu”
Kibum langsung mengirim
sinyal mata ke Yunho, ‘Menurutmu siapa yang aneh disini? Dan apa maksudmu
dengan ‘kami’? Aku yang menggendongnya kesini!’
Sedangkan Sungmin hanya
bisa melongo mendengar ucapan Yunho. “Eto…Namaku Sungmin, usiaku sepuluh tahun.
Terima kasih karena telah menolongku”, Sungmin membungkuk lalu tersenyum ramah
pada mereka.
“Maafkan aku Kibum-sshi”,
Sungmin membungkuk ke arah Kibum.
“Hm”, Kibum hanya
mengangguk singkat, “Kenapa kau bisa pingsan disana?”, kebiasaan buruk Kibum,
terlalu to the point.
“Ah..itu…”, Sungmin
menunduk, ekspresi wajahnya langsung berubah suram. Yunho yang menyadarinya
langsung merangkul bahu Sungmin dan menariknya keluar.
“Kau bisa menceritakannya
nanti. Kau pasti lapar kan? Aku sudah masak banyak”, Yunho menoleh ke arah
Kibum lalu memberinya sinyal agar tidak menanyakan hal-hal yang bisa
menyinggung tamu mereka.
Kibum hanya menghela
nafas, lalu melempar tatapannya ke langit. Gugusan bintang berpendar disana,
tidak ada bulan…hanya taburan bintang yang memenuhi langit. ‘Langit masih saja
sama’
“Ya!! Kibum cepat keluar
atau kumakan jatah makan siangmu!”, teriakan Yunho langsung membuat Kibum
tersadar dan berlari keluar.
TBC
Eotteokhe? Penasaran?
Settingnya mungkin akan agak sama dengan Tegami Bachi, tapi jalan cerita sudah
author siapkan J
Mohon pendapat kalian J
Mungkin yang belum pernah nonton animenya bertanya-tanya akan sesuatu yang aneh
di FF ini. kkkkk….untuk yang sudah menonton pasti tau letak kesamaannya ^^ Kajja,
apa ada yang penasaran dengan petualangan Sungmin kecil kita? Tetep ikuti FF
ini ne J
karena petualangan Sungmin bahkan belum dimulai ^^ *ketawa nista*
Gomawo sudah baca ^^